Annyeong, cutie readers :)
Kali ini cutie Author mau ngeposting FFnya saranghae yeodongseng, Jimoon, partnya
TAKE CARE OF MY GIRLFRIEND yang DAY BY DAY (HARU HARU). Ceritanya bagus banget *so sad*, sayang kan kalau cuma dibaca sendiri. Hehehe
Kata Jimoon, FF ini terinspirasi dari MVnya haru-haru
by bigbang sendiri…
Suka sangat deh sama MVnya… buat
nangis-nangis :’(
Si abang GD juga manis sangat dah di
MV. Hahahaha… teutepp aja ya XD
Karena terinspirasi dari MVnya,
sebaiknya cutie readers juga liat MVnya biar feelnya makin dapet tuh :)
Okeeee?
Penasaran ya?
Yaudah, gue berhenti bacot deh…
*mulut diselotip*
Cekidot yo cutie readers :))
----------------------------------------------------------------
Title
: Day By Day
Genre : Romance
Author : Masih si jenius luar
biasa, yaddkyen~! :)
Cast : Bigbang’s member
-
Kwon Jiyong
-
Choi Seunghyun
-
Taeyang
-
Daesung
-
Seungri
Fictional girl
“Apa maksudnya Minyoung
menyukai Seunghyun?” Jiyong berjalan sangat cepat dengan wajah merah menahan
amarah.
“Tenang kawan… semuanya pasti ada
alasannya…” Daesung berusaha meredahkan emosi Jiyong
“Daesung… mereka berdua sedang
bertemu sekarang! Dan Seungri melihat mereka sedang bermesaraan!” protes Jiyong
“Mungkin saja Seungri salah paham…”
lanjut Daesung.
“Bagaimana mungkin dia tidak bisa
membedakan orang yang bermesaraan dengan tidak ada apa-apa?” tambah Jiyong.
“Sudahlah… tenang dulu. Kita lihat
saja apa yang sebenarnya terjadi.” Taeyang berusaha menghentikan perdebatan di
jalan itu.
Mereka bertigapun berjalan dalam
kecemasannya masing-masing menuju café Bang, tempat Seungri menelpon dan
mengatakan kalau dia melihat Minyoung, pacar Jiyong, sedang bermesraan dengan
Seunghyun.
“Semuanya pasti akan baik-baik
saja…” kata Seunghyun sambil membelai kepala Minyoung. Itulah hal yang pertama
kali Jiyong, Daesung , dan Taeyang dapati ketika mereka sampai di TKP.
“Itukan, benar apa yang Seungri
bilang!” emosi Jiyong sudah sampai di ubun-ubun.
“Sabar Jiyong! Tenanglah… kita
tunggu dan lihat dulu…” Daesung dan Taeyang berusaha menahan Jiyong.
Minyoung melepaskan sebuah cincin
dari jari manisnya dan menyerahkannya pada Seunghyun lalu berlalu pergi.
Jiyong tidak bisa berkata apa-apa
melihat itu. Cincin itu… Cincin yang sama dengan yang ada di jari manis Jiyong.
Mata Jiyong gelap. Dia segera berlari menghampiri Seunghyun.
“Ohh… jadi ini yang selama ini kamu
lakukan di belakangku!” teriak Jiyong pada Seunghyun. Seunghyun hanya terus berjalan
pergi. “Hey! Aku sedang bicara denganmu!”
Seunghyun berbalik menatap Jiyong.
“Kalau iya, kenapa?” tanyanya.
“Kurang ajar!” karena tidak bisa
menahan emosi yang meledak lagi, Jiyong memukul Seunghyun. “Pengkhianat! Kamu
tahu Minyoung kekasihku!”
Seunghyun hanya tersenyum tipis
kemudian balas memukul Jiyong. “Dia lebih memilihku! Bersamamu dia tidak
bahagia!”
Jiyong memberontak, dia terus saja
memukul Seunghyun.
“Sudah, hentikan!” Daesung dan
Taeyang berusaha menarik Jiyong dan menghentikan perkelahian.
“SIALAN!” teriak Jiyong kemudian
berlalu meninggalkan semuanya…
--
Jiyong menghempaskan tubuhnya di
atas sofa apartemennya. Dia menyalakan TV berusaha membuat kebisingan agar
tidak ada yang mendengarnya menangis. Layar TV menyala menampilkan gambar
dirinya dan Minyoung. Itu adalah saat Jiyong memberikan cincin pada Minyoung
diperayaan hubungan mereka yang ke-3.
“AKRGHHH~!” Jiyong membanting TV
yang ada di hadapannya. “Minyoung-ah!” mata Jiyong terasa panas. Rasa sesak
menguasainya. Jiyong berjalan ke kamar mandi, membasahi dirinya di bawah shower
yang terus menjatuhkan air ke tubuhnya dan menyembunyikan air matanya. Jiyong
menutup matanya, berusaha mencari ketenangan. Tapi yang muncul malah
bayang-bayangnya dan Minyoung.
“SIAL!” teriaknya sambil menghantam
cermin. “Jiyong bodoh! Kenapa kamu menangis?”
--
“Jiyong-ah… jangan mengurung diri
terus… ya ampun, lihat betapa kurusnya dirimu? Ayo kita keluar makan!” desak
Taeyang ketika mendapati Jiyong berbaring di atas sofa apartemennya.
“Hari ini Seungri mau mentraktir
kita, loh…” kata Daesung ketika melihat Taeyang keluar bersama Jiyong.
“Wuah, betulkah?”
Seungri hanya mengangguk pelan.
“Kalau begitu ayo kita berangkat!”
sorak Taeyang.
Seungri menyalakan mesin mobil
dan menancap gas. “Emh… kita parkir di mana ya?” gumamnya ketika sudah sampai
di tujuan.
“Tunggu!” teriak Jiyong yang dari
tadi hanya diam. “Berhenti sebentar…”
“Ada apa?” Seungri menurunkan kaca
mobilnya. Begitupun Jiyong. Taeyang dan Daesung ikut melihat ke luar.
“Oh-oh…”
“Apa maksudnya ini?” Jiyong melihat
Seunghyun sedang merangkul Minyoung. Emosi segera menguasainya. “Keterlaluan!”
Jiyong segera berlari keluar dari mobil menuju mobil Seunghyun dan Minyoung.
“Apa-apan kalian! Hey kau,
Seunghyun! Keluar kau!” teriak Jiyong. Sementara Seunghyun hanya tersenyum
sambil mempererat rangkulannya di pundak Minyoung.
“YA! BANGSAT KAU SEUNGHYUN!” Jiyong
sudah benar-benar lepas kendali. Hampir saja dia memecahkan kaca depan mobil
Seunghyun, tapi beruntung Daesung, Taeyang, dan Seungri menahannya dan
membawanya pergi.
--
“Tenanglah Jiyong… semuanya pasti
akan baik-baik saja. Oke?” kata Daesung
“Life must go on, bro!” timpal
Taeyang.
“Emh, iya…” Jiyong mengangguk pelan.
“Aku turun di sini saja. Aku mau berjalan-jalan sebentar…”
“Yakin?” tanya Seungri
“Iya…”
“Hari-hati…” kata ketiganya ketika
Jiyong keluar dari mobil.
“Iya. Terima kasih untuk semuanya..”
Jiyong pun berlalu. Rasa sesak itu
kembali muncul, tapi dia tidak boleh bersedih di hadapan sahabat-sahabatnya
itu. apalagi dia adalah seorang leader. Langkah Jiyong tiba-tiba terhenti.
“Minyoung-ah…” Jiyong ingin berjalan
menghampiri Minyoung, tapi dia mengurungkan niat ketika melihat Seunghyun
berlari ke arah Minyoung. “Sepertinya semuanya sudah betul-betul tidak ada
harapan ya?” Jiyong melanjutkan langkahnya menuju rumah. “Selamat tinggal,
Minyoung-ah…”
--
Jiyong tiba di rumah… tidak peduli
seberapa keras dia mencoba melepaskan Minyoung dari pikrannya, Minyoung tetap
kembali. Jiyong tidak pernah bisa menghapusnya. “Minyoung-ah…” air matanya
kembali turun. “SIAL!” jeritnya sambil menghancurkan semua barang di
sekitarnya. “KENAPA?!”
Setelah tidak ada lagi barang yang
tersisa Jiyong menghempaskan dirinya ke lantai. “Berakhir…” Jiyong menutup
matanya. “Ini kan yang kamu inginkan, Minyoung-ah? Bahagialah…”
--
“Kenapa tidak mengatakannya dari
dulu…” tanya Daesung.
“Maaf…” Seunghyun berlutut
“Dan kamu juga Seungri, kenapa kamu
ikut-ikutan?” timpal Taeyang.
“Aku yang memintanya membantuku, ini
bukan salah Seungri…” Seunghyun segera membela Seungri.
“Maaf… aku juga yang menyetujui
membantunya… aku juga memang bersalah…”
“Ini bukan salah kalian…” suara
wanita itu membuat keempat pria berbalik.
“Minyoung-ah… kenapa kamu keluar?” Seunghyun
segera menghampiri Minyoung.
“Aku yang memaksa Seunghyun
melakukan ini… maaf…” Minyoung membungkuk.
“Minyoung-ah…” Seunghyun
membangunkan Minyoung
“Ini semua kesalahanku… maaf membuat
semuanya jadi berantakan. Maafkan aku…”
“Sudahlah Minyoung-ah…” kata Daesung
sambil menepuk pundak Minyoung. “Aku mengerti maksudmu..”
“Kami tidak marah kok…” lanjut
Taeyang.
“Ayo kita kembali ke kamarmu…”
Daesung menuntun Minyoung, diikuti Seungri dan Seunghyun. Sementara Taeyang
hanya berdiam diri di depan pintu mengamati cukup lama kemudian berlalu.
--
Drttt… Drttt…
Taeyang… Calling…
“Halo?”
“Jiyong-ah…”
“Ada apa Taeyang?”
“Minyoung…” Taeyang menjelaskan
semua hal yang baru saja diketahuinya dari Seunghyun.
“Tidak mungkin… bohong!”
“Aku hanya memberitahukanmu.
Sebentar lagi Minyoung akan melakukan operasi, dia pasti sangat ingin menemui…”
Handphone terlepas dari genggaman
Jiyong, tapi dia tidak peduli. Dia segera berlari menuju tempat keempat member
dan kekasihnya berada.
Begitu tiba di rumah sakit, Jiyong
melihat Seunghyun yang menahan langkahnya. Seunghyun menarik tangan Jiyong dan
menyerahkan sebuah benda bulat, cincin.
“Maaf… aku sudah berbohong.
Minyoung… dia sangat mencintaimu…” Setelah mengatakan itu Seunghyun berlalu meninggalkan
Jiyong.
--
*flashback*
“Aku mohon Seunghyun-ah…”
“Minyoung-ah…”
“Tolong aku…”
“Emh… baiklah…”
--
“Seungri-ah…”
“Kamu yakin?”
“Kanker Minyoung semakin parah… dan
Minyoung tidak ingin Jiyong bersedih untuknya…”
“Tapi bagaimana kalau Jiyong
membencimu. Kalau Minyoung, seperti katamu dia… tapi kamu? kamu tidak akan
pergi ke mana-mana…”
“Aku tahu. Tapi setelah aku pikir
ini juga demi kebaikan Jiyong. Jiyong adalah sahabatku sejak kecil, aku ingin
melakukan sesuatu untuknya juga… kamu tahu, kan… Jiyong yang membuatku menjadi
seperti sekarang, seorang TOP…”
“Kamu tidak akan menyesal?”
“Ya… aku akan melakukannya… tolong
bantu aku…”
“Baiklah, aku akan mengaturnya.
Besok kamu dan Minyoung bersiaplah di depan café Bang. Aku akan membawa Jiyong
ke sana…”
“Terima kasih Seungri-ah…”
“Aku harap ini bukan kesalahan…”
--
“Kamu serius ingin melakukan ini?”
Seungri menatap Seunghyun dengan raut wajah khawatir.
“Sudah berapa kali kamu menanyakan
itu, Seungri? Aku yakin, Seungri…” Seunghyun menjawab mantap dengan seulas
senyum.
“Semoga ini yang terbaik…” Seungri
menghembuskan napas pelan.
“Ya… semoga ini benar…” timpal
Seunghyun.
Drttt… Drttt…
Seunghyun menarik handphone dari
sakunya.
Minyoung… Calling…
“Halo…” Seunghyun mengangkat
telponnya. “Oh… Emh… Sekarang kamu di mana? Oh… Baiklah, aku ke sana…”
“Minyoung?”
“Iya. Sebaiknya kita berangkat
sekarang saja, Seungri…”
--
“Tenang saja, Minyoung-ah… semuanya
akan baik-baik saja. Aku dan Seungri sudah mengaturnya..”
“Terima kasih, Seunghyun…”
“Kalian berdua bersiaplah, mereka
sedang berjalan kemari dan akan sampai sebentar lagi…” teriak Seungri dari
dalam mobil.
“Pegang tanganku…” kata Seunghyun
pada Minyoung. “Jangan tegang…”
--
“Seunghyun, aku sedang perjalanan ke
sana..”
“Baiklah. Terima kasih Seungri.”
“Lakukan saja dengan baik..” Seungri
kemudian memutuskan sambungan.
--
“Hari ini Seungri mau mentraktir
kita, loh…”
“Wuah, betulkah? Kalau begitu ayo
kita berangkat!”
Seunghyun mengamati sebuah mobil
yang berputar-putar di depannya. “Itu mereka…”
“Mendekatlah kemari Seunghyun…
rangkul aku…”
Seungri mengamati sekelilingnya
“Emh… kita parkir di mana ya?”
“Tunggu! Berhenti sebentar…”
“Ada apa?”
“Oh-oh…”
“Apa maksudnya ini? Keterlaluan!”
--
“Apa maksud melakukan ini semua
Seunghyun. Kamu tahukan Minyoung dan Jiyong punya hubungan?” tanya Taeyang
“Kita ini sahabat!” seru Daesung
“Maaf…”
“Kami tidak butuh kata maaf…
jelaskan!”
“Aku…”
Drttt… drttt…
Minyoung calling
Seunghyun segera menjawab telponnya.
“Halo? Iya? Apa? Di mana sekarang? Baiklah, tunggu aku…” Seunghyun segera
berlari, tapi Taeyang menahannya.
“Mau ke mana kau? Urusan kita belum
selesai…”
“Biarkan dia pergi..” Seungri angkat
bicara. “Kita ikut bersamanya…”
“Heh? Rumah sakit?” tanya Taeyang
ketika mobil mereka berhenti. Seunghyun tidak mengeluarkan sepatah katapun. Dia
hanya segera berlari ke dalam.
“Kamar 126…” gumamnya.
Taeyang, Daesung, dan Seungri
mengejar Seunghyun. “Siapa yang sakit?” tanya Daesung
“Kalian lihat saja nanti…” jawab
Seungri.
Mereka pun berhenti di depan sebuah
kamar tempat Seunghyun masuk. Perlahan mereka membuka pintu.
“Minyoung-ah…”
“Daseung… Taeyang… Seungri…”
--
“Minyoung mengidap kanker otak
stadium akhir…” Seunghyun angkat bicara. “Harapan hidupnya sangat kecil. bahkan
operasi nanti pun mungkin tidak akan menolongnya…”
“Jadi…”
“Minyoung tidak ingin Jiyong
menangisinya. Dia ingin Jiyong punya hidup baru yang lebih baik, tidak membuang
waktu bersamanya. Itulah kenapa aku…”
“Jadi selama ini kalian
bersandiwara?”
“Seperti itulah…”
“Kenapa tidak mengatakannya dari
dulu…”
“Maaf…”
“Dan kamu juga Seungri, kenapa kamu
ikut-ikutan?”
“Aku yang memintanya membantuku, ini
bukan salah Seungri…”
“Maaf… aku juga yang menyetujui
membantunya… aku juga memang bersalah…”
“Ini bukan salah kalian…”
“Minyoung-ah… kenapa kamu keluar?”
“Aku yang memaksa Seunghyun
melakukan ini… maaf…”
“Minyoung-ah…”
“Ini semua kesalahanku… maaf membuat
semuanya jadi berantakan. Maafkan aku…”
“Sudahlah Minyoung-ah... Aku
mengerti maksudmu..”
“Kami tidak marah kok…”
“Ayo kita kembali ke kamarmu…”
*end of flashback*
--
Jiyong masih membeku di tempatnya.
“Minyoung-ah…” dia menggenggam erat cincin di tangannya. “Minyoung!” dia segera
berlari menuju ruang operasi. “Minyoung!” jeritnya sambil mengetuk-ngetuk pintu
ruang operasi.
“Jiyong-ah…” Taeyang berusaha
menariknya dan menenangkannya.
Tidak lama pintu ruang operasi
terbuka. Beberapa orang dengan seragam operasinya keluar mendorong sesosok
wanita dengan mata terpejam.
“Minyoung-ah…” Jiyong berjalan
mendekati wanita itu.
“Maaf… kami sudah berusaha yang
terbaik…” kata salah seorang dari gerombolan orang yang mendorong Minyoung
keluar kemudian kembali membawa Minyoung pergi.
----------------------------------------------------------------
Demikianlah epep part ini… semoga
kalian menyukainya, ya walopun gue tau kalian pasti suka. Wuakakakakaka XD
*digeplak batako*
Jangan lupa BCL ya! No silent
reader! Okey?
*silent reader : ditabrak mobilnya
Seungri
*Like doang / Comment doang :
ditabok GD
*author: digebukin cutie readers.
Wuahahahhaha… XD
See ya @ next story :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar