Senin, 08 Oktober 2012

TAKE CARE OF MY GIRLFRIEND-DAY BY DAY (HARU HARU)


Annyeong, cutie readers :)

Kali ini cutie Author mau ngeposting FFnya saranghae yeodongseng, Jimoon, partnya TAKE CARE OF MY GIRLFRIEND yang DAY BY DAY (HARU HARU). Ceritanya bagus banget *so sad*, sayang kan kalau cuma dibaca sendiri. Hehehe

Kata Jimoon, FF ini terinspirasi dari MVnya haru-haru by bigbang sendiri…
Suka sangat deh sama MVnya… buat nangis-nangis :’(
Si abang GD juga manis sangat dah di MV. Hahahaha… teutepp aja ya XD

Karena terinspirasi dari MVnya, sebaiknya cutie readers juga liat MVnya biar feelnya makin dapet tuh :)
Okeeee?

Penasaran ya?
Yaudah, gue berhenti bacot deh… *mulut diselotip*

Cekidot yo cutie readers :))
----------------------------------------------------------------


Title       : Day By Day
Genre    : Romance
Author   : Masih si jenius luar biasa, yaddkyen~! :)
Cast       : Bigbang’s member
-          Kwon Jiyong
-          Choi Seunghyun
-          Taeyang
-          Daesung
-          Seungri
 Fictional girl



 “Apa maksudnya Minyoung menyukai Seunghyun?” Jiyong berjalan sangat cepat dengan wajah merah menahan amarah.

“Tenang kawan… semuanya pasti ada alasannya…” Daesung berusaha meredahkan emosi Jiyong

“Daesung… mereka berdua sedang bertemu sekarang! Dan Seungri melihat mereka sedang bermesaraan!” protes Jiyong

“Mungkin saja Seungri salah paham…” lanjut Daesung.

“Bagaimana mungkin dia tidak bisa membedakan orang yang bermesaraan dengan tidak ada apa-apa?” tambah Jiyong.

“Sudahlah… tenang dulu. Kita lihat saja apa yang sebenarnya terjadi.” Taeyang berusaha menghentikan perdebatan di jalan itu.

Mereka bertigapun berjalan dalam kecemasannya masing-masing menuju café Bang, tempat Seungri menelpon dan mengatakan kalau dia melihat Minyoung, pacar Jiyong, sedang bermesraan dengan Seunghyun.

“Semuanya pasti akan baik-baik saja…” kata Seunghyun sambil membelai kepala Minyoung. Itulah hal yang pertama kali Jiyong, Daesung , dan Taeyang dapati ketika mereka sampai di TKP.

“Itukan, benar apa yang Seungri bilang!” emosi Jiyong sudah sampai di ubun-ubun.

“Sabar Jiyong! Tenanglah… kita tunggu dan lihat dulu…” Daesung dan Taeyang berusaha menahan Jiyong.

Minyoung melepaskan sebuah cincin dari jari manisnya dan menyerahkannya pada Seunghyun lalu berlalu pergi.

Jiyong tidak bisa berkata apa-apa melihat itu. Cincin itu… Cincin yang sama dengan yang ada di jari manis Jiyong. Mata Jiyong gelap. Dia segera berlari menghampiri Seunghyun.

“Ohh… jadi ini yang selama ini kamu lakukan di belakangku!” teriak Jiyong pada Seunghyun. Seunghyun hanya terus berjalan pergi. “Hey! Aku sedang bicara denganmu!”

Seunghyun berbalik menatap Jiyong. “Kalau iya, kenapa?” tanyanya.

“Kurang ajar!” karena tidak bisa menahan emosi yang meledak lagi, Jiyong memukul Seunghyun. “Pengkhianat! Kamu tahu Minyoung kekasihku!”

Seunghyun hanya tersenyum tipis kemudian balas memukul Jiyong. “Dia lebih memilihku! Bersamamu dia tidak bahagia!”

Jiyong memberontak, dia terus saja memukul Seunghyun.

“Sudah, hentikan!” Daesung dan Taeyang berusaha menarik Jiyong dan menghentikan perkelahian.

“SIALAN!” teriak Jiyong kemudian berlalu meninggalkan semuanya…
--


Jiyong menghempaskan tubuhnya di atas sofa apartemennya. Dia menyalakan TV berusaha membuat kebisingan agar tidak ada yang mendengarnya menangis. Layar TV menyala menampilkan gambar dirinya dan Minyoung. Itu adalah saat Jiyong memberikan cincin pada Minyoung diperayaan hubungan mereka yang ke-3.

“AKRGHHH~!” Jiyong membanting TV yang ada di hadapannya. “Minyoung-ah!” mata Jiyong terasa panas. Rasa sesak menguasainya. Jiyong berjalan ke kamar mandi, membasahi dirinya di bawah shower yang terus menjatuhkan air ke tubuhnya dan menyembunyikan air matanya. Jiyong menutup matanya, berusaha mencari ketenangan. Tapi yang muncul malah bayang-bayangnya dan Minyoung.

“SIAL!” teriaknya sambil menghantam cermin. “Jiyong bodoh! Kenapa kamu menangis?”
--


“Jiyong-ah… jangan mengurung diri terus… ya ampun, lihat betapa kurusnya dirimu? Ayo kita keluar makan!” desak Taeyang ketika mendapati Jiyong berbaring di atas sofa apartemennya.

“Hari ini Seungri mau mentraktir kita, loh…” kata Daesung ketika melihat Taeyang keluar bersama Jiyong.

“Wuah, betulkah?”

Seungri hanya mengangguk pelan.

“Kalau begitu ayo kita berangkat!” sorak Taeyang.

Seungri  menyalakan mesin mobil dan menancap gas. “Emh… kita parkir di mana ya?” gumamnya ketika sudah sampai di tujuan.

“Tunggu!” teriak Jiyong yang dari tadi hanya diam. “Berhenti sebentar…”

“Ada apa?” Seungri menurunkan kaca mobilnya. Begitupun Jiyong. Taeyang dan Daesung ikut melihat ke luar.

“Oh-oh…”

“Apa maksudnya ini?” Jiyong melihat Seunghyun sedang merangkul Minyoung. Emosi segera menguasainya. “Keterlaluan!” Jiyong segera berlari keluar dari mobil menuju mobil Seunghyun dan Minyoung.

“Apa-apan kalian! Hey kau, Seunghyun! Keluar kau!” teriak Jiyong. Sementara Seunghyun hanya tersenyum sambil mempererat rangkulannya di pundak Minyoung.

“YA! BANGSAT KAU SEUNGHYUN!” Jiyong sudah benar-benar lepas kendali. Hampir saja dia memecahkan kaca depan mobil Seunghyun, tapi beruntung Daesung, Taeyang, dan Seungri menahannya dan membawanya pergi.
--


“Tenanglah Jiyong… semuanya pasti akan baik-baik saja. Oke?” kata Daesung

“Life must go on, bro!” timpal Taeyang.

“Emh, iya…” Jiyong mengangguk pelan. “Aku turun di sini saja. Aku mau berjalan-jalan sebentar…”

“Yakin?” tanya Seungri

“Iya…”

“Hari-hati…” kata ketiganya ketika Jiyong keluar dari mobil.

“Iya. Terima kasih untuk semuanya..”

Jiyong pun berlalu. Rasa sesak itu kembali muncul, tapi dia tidak boleh bersedih di hadapan sahabat-sahabatnya itu. apalagi dia adalah seorang leader. Langkah Jiyong tiba-tiba terhenti.

“Minyoung-ah…” Jiyong ingin berjalan menghampiri Minyoung, tapi dia mengurungkan niat ketika melihat Seunghyun berlari ke arah Minyoung. “Sepertinya semuanya sudah betul-betul tidak ada harapan ya?” Jiyong melanjutkan langkahnya menuju rumah. “Selamat tinggal, Minyoung-ah…”
--


Jiyong tiba di rumah… tidak peduli seberapa keras dia mencoba melepaskan Minyoung dari pikrannya, Minyoung tetap kembali. Jiyong tidak pernah bisa menghapusnya. “Minyoung-ah…” air matanya kembali turun. “SIAL!” jeritnya sambil menghancurkan semua barang di sekitarnya. “KENAPA?!”

Setelah tidak ada lagi barang yang tersisa Jiyong menghempaskan dirinya ke lantai. “Berakhir…” Jiyong menutup matanya. “Ini kan yang kamu inginkan, Minyoung-ah? Bahagialah…”
--


“Kenapa tidak mengatakannya dari dulu…” tanya Daesung.

“Maaf…” Seunghyun berlutut

“Dan kamu juga Seungri, kenapa kamu ikut-ikutan?” timpal Taeyang.

“Aku yang memintanya membantuku, ini bukan salah Seungri…” Seunghyun segera membela Seungri.

“Maaf… aku juga yang menyetujui membantunya… aku juga memang bersalah…”

“Ini bukan salah kalian…” suara wanita itu membuat keempat pria berbalik.

“Minyoung-ah… kenapa kamu keluar?” Seunghyun segera menghampiri Minyoung.

“Aku yang memaksa Seunghyun melakukan ini… maaf…” Minyoung membungkuk.

“Minyoung-ah…” Seunghyun membangunkan Minyoung

“Ini semua kesalahanku… maaf membuat semuanya jadi berantakan. Maafkan aku…”

“Sudahlah Minyoung-ah…” kata Daesung sambil menepuk pundak Minyoung. “Aku mengerti maksudmu..”

“Kami tidak marah kok…” lanjut Taeyang.

“Ayo kita kembali ke kamarmu…” Daesung menuntun Minyoung, diikuti Seungri dan Seunghyun. Sementara Taeyang hanya berdiam diri di depan pintu mengamati cukup lama kemudian berlalu.
--


Drttt… Drttt…

Taeyang… Calling…

“Halo?”

“Jiyong-ah…”

“Ada apa Taeyang?”

“Minyoung…” Taeyang menjelaskan semua hal yang baru saja diketahuinya dari Seunghyun.

“Tidak mungkin… bohong!”

“Aku hanya memberitahukanmu. Sebentar lagi Minyoung akan melakukan operasi, dia pasti sangat ingin menemui…”

Handphone terlepas dari genggaman Jiyong, tapi dia tidak peduli. Dia segera berlari menuju tempat keempat member dan kekasihnya berada.

Begitu tiba di rumah sakit, Jiyong melihat Seunghyun yang menahan langkahnya. Seunghyun menarik tangan Jiyong dan menyerahkan sebuah benda bulat, cincin.

“Maaf… aku sudah berbohong. Minyoung… dia sangat mencintaimu…” Setelah mengatakan itu Seunghyun berlalu meninggalkan Jiyong.
--


*flashback*

“Aku mohon Seunghyun-ah…”

“Minyoung-ah…”

“Tolong aku…”

“Emh… baiklah…”
--


“Seungri-ah…”

“Kamu yakin?”

“Kanker Minyoung semakin parah… dan Minyoung tidak ingin Jiyong bersedih untuknya…”

“Tapi bagaimana kalau Jiyong membencimu. Kalau Minyoung, seperti katamu dia… tapi kamu? kamu tidak akan pergi ke mana-mana…”

“Aku tahu. Tapi setelah aku pikir ini juga demi kebaikan Jiyong. Jiyong adalah sahabatku sejak kecil, aku ingin melakukan sesuatu untuknya juga… kamu tahu, kan… Jiyong yang membuatku menjadi seperti sekarang, seorang TOP…”

“Kamu tidak akan menyesal?”

“Ya… aku akan melakukannya… tolong bantu aku…”

“Baiklah, aku akan mengaturnya. Besok kamu dan Minyoung bersiaplah di depan cafĂ© Bang. Aku akan membawa Jiyong ke sana…”

“Terima kasih Seungri-ah…”

“Aku harap ini bukan kesalahan…”
--
“Kamu serius ingin melakukan ini?” Seungri menatap Seunghyun dengan raut wajah khawatir.

“Sudah berapa kali kamu menanyakan itu, Seungri? Aku yakin, Seungri…” Seunghyun menjawab mantap dengan seulas senyum.

“Semoga ini yang terbaik…” Seungri menghembuskan napas pelan.

“Ya… semoga ini benar…” timpal Seunghyun.

Drttt… Drttt…

Seunghyun menarik handphone dari sakunya.

Minyoung… Calling…

“Halo…” Seunghyun mengangkat telponnya. “Oh… Emh… Sekarang kamu di mana? Oh… Baiklah, aku ke sana…”

“Minyoung?”

“Iya. Sebaiknya kita berangkat sekarang saja, Seungri…”
--


“Tenang saja, Minyoung-ah… semuanya akan baik-baik saja. Aku dan Seungri sudah mengaturnya..”

“Terima kasih, Seunghyun…”

“Kalian berdua bersiaplah, mereka sedang berjalan kemari dan akan sampai sebentar lagi…” teriak Seungri dari dalam mobil.

“Pegang tanganku…” kata Seunghyun pada Minyoung. “Jangan tegang…”
--


“Seunghyun, aku sedang perjalanan ke sana..”

“Baiklah. Terima kasih Seungri.”

“Lakukan saja dengan baik..” Seungri kemudian memutuskan sambungan.
--


“Hari ini Seungri mau mentraktir kita, loh…”

“Wuah, betulkah? Kalau begitu ayo kita berangkat!”

Seunghyun mengamati sebuah mobil yang berputar-putar di depannya. “Itu mereka…”

“Mendekatlah kemari Seunghyun… rangkul aku…”

Seungri mengamati sekelilingnya “Emh… kita parkir di mana ya?”

“Tunggu! Berhenti sebentar…”

“Ada apa?”

“Oh-oh…”

“Apa maksudnya ini? Keterlaluan!”
--


“Apa maksud melakukan ini semua Seunghyun. Kamu tahukan Minyoung dan Jiyong punya hubungan?” tanya Taeyang
“Kita ini sahabat!” seru Daesung
“Maaf…”
“Kami tidak butuh kata maaf… jelaskan!”
“Aku…”

Drttt… drttt…

Minyoung calling

Seunghyun segera menjawab telponnya. “Halo? Iya? Apa? Di mana sekarang? Baiklah, tunggu aku…” Seunghyun segera berlari, tapi Taeyang menahannya.
“Mau ke mana kau? Urusan kita belum selesai…”
“Biarkan dia pergi..” Seungri angkat bicara. “Kita ikut bersamanya…”

“Heh? Rumah sakit?” tanya Taeyang ketika mobil mereka berhenti. Seunghyun tidak mengeluarkan sepatah katapun. Dia hanya segera berlari ke dalam.

“Kamar 126…” gumamnya.

Taeyang, Daesung, dan Seungri mengejar Seunghyun. “Siapa yang sakit?” tanya Daesung

“Kalian lihat saja nanti…” jawab Seungri.

Mereka pun berhenti di depan sebuah kamar tempat Seunghyun masuk. Perlahan mereka membuka pintu.

“Minyoung-ah…”

“Daseung… Taeyang… Seungri…”
--


“Minyoung mengidap kanker otak stadium akhir…” Seunghyun angkat bicara. “Harapan hidupnya sangat kecil. bahkan operasi nanti pun mungkin tidak akan menolongnya…”

“Jadi…”

“Minyoung tidak ingin Jiyong menangisinya. Dia ingin Jiyong punya hidup baru yang lebih baik, tidak membuang waktu bersamanya. Itulah kenapa aku…”

“Jadi selama ini kalian bersandiwara?”

“Seperti itulah…”

“Kenapa tidak mengatakannya dari dulu…”

“Maaf…”

“Dan kamu juga Seungri, kenapa kamu ikut-ikutan?”

“Aku yang memintanya membantuku, ini bukan salah Seungri…”

“Maaf… aku juga yang menyetujui membantunya… aku juga memang bersalah…”

“Ini bukan salah kalian…”

“Minyoung-ah… kenapa kamu keluar?”

“Aku yang memaksa Seunghyun melakukan ini… maaf…”

“Minyoung-ah…”

“Ini semua kesalahanku… maaf membuat semuanya jadi berantakan. Maafkan aku…”

“Sudahlah Minyoung-ah... Aku mengerti maksudmu..”

“Kami tidak marah kok…”

“Ayo kita kembali ke kamarmu…”


*end of flashback*
--


Jiyong masih membeku di tempatnya. “Minyoung-ah…” dia menggenggam erat cincin di tangannya. “Minyoung!” dia segera berlari menuju ruang operasi. “Minyoung!” jeritnya sambil mengetuk-ngetuk pintu ruang operasi.

“Jiyong-ah…” Taeyang berusaha menariknya dan menenangkannya.

Tidak lama pintu ruang operasi terbuka. Beberapa orang dengan seragam operasinya keluar mendorong sesosok wanita dengan mata terpejam.

“Minyoung-ah…” Jiyong berjalan mendekati wanita itu.

“Maaf… kami sudah berusaha yang terbaik…” kata salah seorang dari gerombolan orang yang mendorong Minyoung keluar kemudian kembali membawa Minyoung pergi.
----------------------------------------------------------------


Demikianlah epep part ini… semoga kalian menyukainya, ya walopun gue tau kalian pasti suka. Wuakakakakaka XD *digeplak batako*

Jangan lupa BCL ya! No silent reader! Okey?
*silent reader : ditabrak mobilnya Seungri
*Like doang / Comment doang : ditabok GD

*author: digebukin cutie readers. Wuahahahhaha… XD

See ya @ next story :)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar