Reflection time, Mendadak Gila!!!
Hwaaaaaa!!!!! Hari yang berat!
Berat untuk bangun dari tempat tidur, bahkan berat walau hanya sekedar untuk
mengangkat kepala! Oh, No… I suddenly
remember today is Saturday. For some people today is a holiday, but for me
today is a working day. Even it would
be done until 20.00 pm. Hiks~
Hm~, walaupun hari ini I’ll be busy with my job but I always
present a few hours for taking some reflections. Ingat-ingat kejadian seminggu
ni… *5 minutes later*… Oh, sucks!!! I regret to remembering it! Banyak banget masalah yang udah mencuat
ke publik (bahasa gue dong, kaya’ pembawa acara gossip ne’) akhir-akhir ni. Mulai
dari kecelakaan pandang (alamak) sama Mr. Glasses, ujian yang ngegantung (kaya’
ranting copot nyasar di sela-sela ketek pohon #plis, jangan dibayangin), black
discuss, ngerayain ultah sahabat dengan senyum yang dipaksa dan ekspresi datar
(bahkan ga’ bahagia sama sekali #hiks, maaf yh say. Habis waktu itu lagi
puncak-puncaknya masalah). Then
sumpit, itu semua sangat mengganggu hari-hari optimalku.
Hwalamak!!! Kecelakaan pandang? Ambigu
banget the title. Kalo diartikan
menurut bahasa Indonesia yang baik dan mungkin aja benar, kecelakaan pandang
itu merupakan pandang-pandangan satu sama lain di tengah rel kereta api lalu ga’
nyadar kalo kereta apinya mau numpang lewat sekejap buzzzzzzzz… horray!!!
Ketabrak deh!!! Hwakakakak #dipelototi sama korban yang ketabrak.
Hm, well… balik ke dunianya
manusia-sadar daripada ngomong ngelantur yang kalo berlanjut terus jadi makin
ga’ jelas. Kecelakaan yang dimaksud di sini, ketika mata sepasang individu yang
sedang dimabuk cinta (ala Armada) ini saling berpapasan… Eits, yang satu malah
langsung buang muka di detik-detik terakhir yang berguna banget buat majuin
hubungan pertemanan menjadi kekasih. Dan celakanya orang itu adalah ME (jawabku sambil nunjuk diri dengan
OC~Over Confident). Kecelakaan
pandang banget kan #ngarep yang baca udah pada ngerti. Singkatnya (takut
kepanjangan lagi dan ngelantur), akibat insiden sesaat yang kurang dari semenit
itu udah mundurin (boro-boro maju) hubungan kami 5 langkah. Padahal setiap
langkah itu dibangun dengan 1001 usaha dan do’a #lebay. L
Nah,
kalo yang masalah black discuss itu
ga’ usah dan ga’ penting di bahas deh. Pokoknya cukup membuat perasaanku sama
seperti bapak-bapak yang lagi bawa mobil mercedesnya ke bengkel ‘ketook magic’ (ngarep bakal disulap menjadi
mobil ferrary yang okkeh punya), trus ga’ tau dan emang ga’ mau tau mobilnya
lagi diapain di dalam, nguping suara gedubrak-gedebruk dalam bengkel. Dan
akhirnya sukses membuat si bapak-bapak ini penasaran. Of course si bapak-bapak ini pun memutuskan masuk dan memeriksa apa yang dilakukan
montir-montir seksi (bacanya: montir-montir serem) pada mobilnya. Dan apa yang
didapatinya… hwalaaaaa, mereka sukses membuat mobil Mercedes bapak-bapak ini
berubah menjadi ‘Bemo’ keluaran taon Malin Kundang masih nyusu sama emmaknya,
Dayang Sumbi (Nah loh, bukannya Dayang Sumbi itu emmaknya Sangkuriang yak??
#garuk-garuk kepala). Kejaaam banget kan #so’ shocked.
Mm, kalo cerita ultah sahabatku
yang hampir aja gagal dirayain itu masalah lain lagi. Momentnya ga’ tepat guys. Ga’ berat sama sekali sih waktu ngerjain
dia dengan pura-pura marah karena suatu kesalahan yang dibuat-buat. Habis waktu
itu kan aku emang lagi marrah-marrimar (r-nya double) benaran. Jadi, kesannya aktingku itu natural banget (malah bisa ngalahin artis-artis Hollywood yang jago
acting dan dapat pialanya om Oscar). Hwahahaha. Tapi yang susah tuh malah ending dari kejutan ini. Aku harus bisa
tersenyum (nyengir kalo perlu) di depan orang-orang sambil bilang HAPPY b’day yah say. Gimana mungkin aku senyum
saat perasaan di hati bagai ditusuk-tusuk paku tindis nyampur pisau belati,
sangkur, dan duri kaktus (alamak, udah sesadis Jigsaw di film Saw). Hiks~
“Yhu….!!! Yhu…!!!” Terdengar
suara ibuku dari lantai satu memanggil-manggil bak rayuan pulau kelapa. “Ga’
kerja hari ini Nak?” muncul pertanyaan.
“Bloom Bu. Ntar jam 1 baru
masuk,” aku menjawab tanpa mengalihkan pandangan dari Bummie (my Lovely Laptop).
Seolah terdengar ibuku berkata “Great!”
sebelum akhirnya bersahut lagi “Cepat ganti baju dan cuci muka. Antar ibu ke
acara akikahan tante Nak!”
Oh, No! Harusnya kuperkirakan
ini sebelumnya. Dengan senyum yang dipaksa, aku kemudian menjawab, “Beres Mam! Just wait me for a few minute.” That’s the end of my conversation with my
Lovely Mom. And it means (I’m sure you know) I must prepare myself and going
now. So, I say goodbye for this
section of speak up… Bye!