Sayap Sutera dan Lilin
Kunang-Kunangku
By Han Yu Ri
Ku tersenyum saat mengingatmu
Karena saat itu aku sangat merindukanmu
Dan ku menangis saat merindukanmu
Karena saat itu kau tak berada di sampingku
Tetapi, ku pejamkan mata indahku
Karena saat itu kau akan terasa ada di dekatku
Karena kau telah berada di hatiku untuk selamanya
Ayah...
Ayah...
Hati,
cinta, dan rindumu
selalu
menjadi sayap-sayap indah yang selalu melindungiku
Lembut
dan menyejukkan jiwa
Betapapun
berat untuk melangkah maju
Sayap
itu mampu menerbangkanku
Hingga
ke langit yang tinggi
Ayah...
Peluk, kasih, dan
sayangmu
Adalah cahaya
berkilau yang paling indah di dunia
Terang dan
menghangatkan jiwa
Betapapun gelap
jalan yang kulalui
Cahaya itu mampu
menuntun dan menerangi jalanku
Ayah...
Kepergianmu telah mematahkan sayap-sayapku
Seperti seekor merpati yang malang
Yang tidak memiliki sepayang sayap yang indah
Tak mampu terbang lagi bahkan untuk berjalan
Kepergianmu telah meredupkan cahayaku
Seperti sebatang lilin yang malang
Yang tidak memiliki sumbunya
Tak mampu menerangi kegelapan lagi
Tak ada lagi yang
tersisa untukku
Selain
kenangan-kenangan indah bersamamu
Mata indahmu yang
dengannya kau biasa melihat keindahan cinta
Mata indamu yang
dahulu selalu menjagaku
Kini semuanya
terasa jauh meninggalkanku
Kini aku telah
kehilanganmu
Kehidupan terasa
kosong tanpa keindahanmu
Aku
benar-benar merindukanmu
Bahkan
hanya bayangmu saja itu sudah cukup mengusir kerinduanku
Tak
perlu melihat senyum indahmu, sosok bijaksanamu
Mendengar
suara merdumu, nasehatmu
Cukup
bayangmu saja... Ayah
Ayah... Ayah...
Ayah...
Seandainya waktu
bisa kembali
Disaat aku masih
bisa memanggilmu Ayah
Kuingin menyebut
kata itu lagi
Tapi pada siapa
sekarang?
Tak ada yang
pantas untukku selain dirimu
Lebih dari dua
tahun ini
Kumenata kepingan
hatiku yang masih tersisa
Untuk bangkit dan
mampu berdiri tanpa dirimu
Betapa Tuhan Maha
Kasih dan Maha Penyayang
Dia meyadarkanku
akan keberadaan permata berkilau
yang selama
hidupmu juga selalu menjadi cinta dan kasihmu
Wanita tercantik
pendampingmu
Wanita yang
paling terluka akan kepergianmu
Dan yang paling
tegar setelah kepergianmu
Ibu...
Memberiku kain
sutera terindah di dunia
Yang mampu
menutupi bekas luka dari sayapku yang patah
Dan bahkan mampu
menjadi baja yang melindungi di kala perang hidupku
Ibu...
Juga memeberiku
kunang-kunang indah dan terang
Yang tak perlu
kukhawatirkan lagi tak memiliki sumbu
Kini menghidupkan
sinarku yang padam
Ayah...
Ibu...
Kehadiranmu
takkan pernah terganti
Bagai
pecahan logam
mengekalkan
Kesunyian,
kesendirian, dan kesedihanku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar