Selasa, 13 Desember 2011

Lovely Lonely


Sayap Sutera dan Lilin Kunang-Kunangku
By Han Yu Ri
Ku tersenyum saat mengingatmu
Karena saat itu aku sangat merindukanmu
Dan ku menangis saat merindukanmu
Karena saat itu kau tak berada di sampingku
Tetapi, ku pejamkan mata indahku
Karena saat itu kau akan terasa ada di dekatku
Karena kau telah berada di hatiku untuk selamanya
Ayah...
Ayah...
Hati, cinta, dan rindumu
selalu menjadi sayap-sayap indah yang selalu melindungiku
Lembut dan menyejukkan jiwa
Betapapun berat untuk melangkah maju
Sayap itu mampu menerbangkanku
Hingga ke langit yang tinggi
                                                                                                                                                                                    Ayah...
Peluk, kasih, dan sayangmu
Adalah cahaya berkilau yang paling indah di dunia
Terang dan menghangatkan jiwa
Betapapun gelap jalan yang kulalui
Cahaya itu mampu menuntun dan menerangi jalanku
Ayah...
Kepergianmu telah mematahkan sayap-sayapku
Seperti seekor merpati yang malang
Yang tidak memiliki sepayang sayap yang indah
Tak mampu terbang lagi bahkan untuk berjalan
Kepergianmu telah meredupkan cahayaku
Seperti sebatang lilin yang malang
Yang tidak memiliki sumbunya
Tak mampu menerangi kegelapan lagi

Tak ada lagi yang tersisa untukku
Selain kenangan-kenangan indah bersamamu
Mata indahmu yang dengannya kau biasa melihat keindahan cinta
Mata indamu yang dahulu selalu menjagaku
Kini semuanya terasa jauh meninggalkanku
Kini aku telah kehilanganmu
Kehidupan terasa kosong tanpa keindahanmu

Aku benar-benar merindukanmu
Bahkan hanya bayangmu saja itu sudah cukup mengusir kerinduanku
Tak perlu melihat senyum indahmu, sosok bijaksanamu
Mendengar suara merdumu, nasehatmu
Cukup bayangmu saja... Ayah
Ayah... Ayah... Ayah...
Seandainya waktu bisa kembali
Disaat aku masih bisa memanggilmu Ayah
Kuingin menyebut kata itu lagi
Tapi pada siapa sekarang?
Tak ada yang pantas untukku selain dirimu

Lebih dari dua tahun ini
Kumenata kepingan hatiku yang masih tersisa
Untuk bangkit dan mampu berdiri tanpa dirimu
Betapa Tuhan Maha Kasih dan Maha Penyayang
Dia meyadarkanku akan keberadaan permata berkilau
yang selama hidupmu juga selalu menjadi cinta dan kasihmu
Wanita tercantik pendampingmu
Wanita yang paling terluka akan kepergianmu
Dan yang paling tegar setelah kepergianmu
Ibu...
Memberiku kain sutera terindah di dunia
Yang mampu menutupi bekas luka dari sayapku yang patah
Dan bahkan mampu menjadi baja yang melindungi di kala perang hidupku
Ibu...
Juga memeberiku kunang-kunang indah dan terang
Yang tak perlu kukhawatirkan lagi tak memiliki sumbu
Kini menghidupkan sinarku yang padam

Ayah... Ibu...
Kehadiranmu takkan pernah terganti
Bagai pecahan logam
mengekalkan
Kesunyian, kesendirian, dan kesedihanku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar