Minggu, 23 September 2012

Well Done, SM Town Concert in Jakarta


Guys, seperti yang kita ketahui SM Town Live World Tour III in Jakarta sudah digelar kemarin. Acaranya amat sangat heboh dan meriah *iyya lah, secara SME yang punya acara*. Gelora Bung Karno dibanjiri fans-fans K-Pop (Korean Pop), Sabtu (22/9/2012) yang dimulai sekitar pukul 18.30 malam. Tujuannya tak lain dan tak salah lagi menyaksikan aksi sang idola yang bernaung di bawah salah satu payung agensi terbesar Korea, SM Entertainment.

Ada kolaborasi Kang Ta, BoA, TVXQ, Super Junior, SNSD, SHINee, f(x), dan EXO yang sangat memeriahkan panggung megah dalam stadion semalam. Luar biasa antusiasnya penonton yang hadir malam itu. Teriakan histeris remaja putri membahana saat f(x) mulai beraksi di panggung. Lagu Hot Summer yang jadi pembuka konsernya guys.


nih dia, photo-photonya yang lain guys... cekidoot








Berikutnya giliran Kang Ta berdiri di panggung. Setelah selesai melantunkan Remember, dia menyapa seluruh audiens. "Halo, saya Kang Ta," katanya yang tampil begitu energik di atas panggung bareng dancer-nya.
Bukan cuma Kang Ta yang menyapa dalam bahasa Indonesia. Hampir semuanya juga mengenalkan diri dengan bahasa yang dimengerti penonton Indonesia. Nah, usaha mereka yang membangun komunikasi seperti itulah yang membuat suasana menjadi hangat.
     Di penghujung acara, seluruh SM Family keroyokan mendendangkan lagu Hope. Di saat bersamaan, hujan balon pink dan kembang api menjadi penutup konser SM Town di Jakarta. Kabarnya sih selesai konser dari Jakarta, mereka akan terbang ke Singapura dan Thailand sebagai negara berikutnya dalam rangkaian SM Town World Tour III.
     Banyak sekali K-Pop dadakan semalam yang bilang kalau wajah artis-artisnya pada mirip semua. Hahaha... Emang iyya sih, sekilas wajah-wajah artis-artis Korea itu mirip-mirip. Yang cewek kulitnya putih-putih bersih, bibir merah, rambut hitam terurai dan mata rada sipit, dan tentu saja cantik khas negeri ginseng! Yang cowok rata-rata jangkung-jangkung, putih atletis dan sixpack. Dan tentu saja, guanteng!!!
Nah, ada catatan nih buat penyelenggara acara dan penonton yang hadir. Biar kita gak malu sama abang-abang dan mba'-mba' yang cakep-cakep itu, sebaiknya kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan tidak dilakukan. Hal-hal seperti ini yang selalu dinggap kecil oleh masyarakat kita bisa mencoreng dan menjatuhkan negara kita dimata International. Jadi, tolong yah guys... Jangan melakukan hal memalukan seperti ini. Orang pintar kan buang sampah pada tempatnya *pinjam slogannya tolak angin*. Gak susah kan guys;)

Take Care of My Girlfriend-Love Sick


hullaaaaaaaa~...

Well, kali ini akan meluncurkan FF part 1 of 'Take Care of My Girlfriend' ---> Love sick which was created by ne yeodongseng. Terharu banget dulu waktu pertama kali baca ceritanya. Naaaahhhh.... kalian pasti penasaran, kan? cekidot aja yeeee

===================

Title        : Take Care of My Girlfriend - Love Sick
Author    : Si Jenius Luarbiasa, yaddkyen~! ;)
Genre     : angst
Cast       : Lee Hongki (FT Island) x Han Yuri (author's old sister)
add cast : Shin Eunhwa

*Lee Hongki POV*

“Hongki-ah!” seru seorang gadis sambil melambai ke arahku. “Maaf aku telat. Tadi aku ketinggalan bus, jadi harus menunggu… maaf ya…”
“Tidak apa kok Yuri-ah. Ayo, duduk dulu. Kamu pasti lelah sudah lari-lari…”
“Wuah…Hongki -ku baik sekali… hehehehehe…”
“Hehehehehehe…”
“Oia, ini!” Yuri menyodorkan sebuah bungkusan padaku. “Selamat 3 tahun!” lanjutnya.
Hari ini tanggal 3 Juli 2009. Ya… sudah 3 tahun…



~flashback

Gawat! Sekarang aku ada praktikum! Aku berjalan melintasi koridor demi koridor, ruangan demi ruangan… kenapa sih jarak lab itu sangat jauh dari kelasku.
Eh, tunggu dulu. Kakiku terhenti di depan ruang musik. Aku bisa mendengar suara yang sangat merdu dari dalam ruangan itu. karena penasaran, aku memasuki ruangan itu. di sana aku melihat seorang gadis sedang asyik bermain dengan biolanya. Matanya terpejam, sepertinya sedang menghayati lagu yang dimainkannya. Dan melihat sosok itu mampu membuatku terpaku.
“….” Tiba-tiba suara biola itu tehenti. Si gadis membuka matanya. Dia mundur beberpa langkah sepertinya aga kaget melihatku menatapnya.
“Kamu…” katanya sambil menatapku.
“Ah… maafkan aku…” aku menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal. “Permainanmu tadi bagus.”
“Benarkah?”
“Tentu saja.”
“Terima kasih… emh… siapa namamu?”
“Lee Hongki…”
“Aku Han Yuri.”
---
“Permainanmu makin bagus!”
“Kamu terlalu memuji Hongki-ah…”
“Aku serius! Seserius aku menyukaimu!”
“Eh?”
“Yuri-ah… Saranghae…”

~end of flashback



“Hari ini betul-betul menyenangkan!” seru Yuri sambil tersenyum. “Kapan-kapan kita jalan seharian lagi ya!”
“Itu… Yuri-ah, aku tidak bisa…”
“Kenapa?”
“Aku tidak akan bisa jalan denganmu lagi…”
“Karena takut aku telat? Aku janji lain kali tidak akan telat…”
“Bukan itu maksudku… aku…”
“Ada apa sih Hongki-ah?”
“Aku mau kita putus saja…”
“APA?!”
“…….”
“Kamu pasti bercandakan, Hongki?”
“Maafkan aku Yuri-ah…”
“BOHONG!!”
“Terima kasih buat semua kebaikanmu padaku selama ini.”
“Kenapa kamu seperti ini? kenapa mau berpisah?”
“Aku hanya merasa lelah denganmu… rasanya sudah tidak seperti dulu. Emh… aku sedikit bosan.”
“3 tahun itu terlalu lama ya buatmu bersamaku?”
“Yuri-ah…”
“Apa aku ini memang bukan gadis yang baik ya?”
“Yu…”
“Apa aku… seburuk itu ya…?”
“Aku tidak…”
“Bersamaku berat, ya? Sepertinya yang asyik sendiri Cuma aku…”
“…….”
“Maaf ya, aku tidak menyadari perasaanmu…”
“Yuri-ah…”
“Pasti sudah ada gadis yang lebih menyenangkan untukmu, kan?”
“…….”
“Baik. Pergilah… aku tidak ingin membuatmu menderita lagi.” Yuri kemudian segera berlari memasuki rumahnya. Aku bisa melihat air matanya saat dia berlari tadi.
Yuri-ah… maafkan aku… aku membuatmu menangis lagi. Maafkan aku… sudah menyakitimu… tapi Yuri-ah, percayalah padaku, ini adalah yang terbaik buatmu…
*end of Lee Hongki POV*


*Han Yuri POV*
Sudah seminggu berlalu sejak Hongki meninggalkanku. Rasanya hidupku berputar 180 derajat, seperti di neraka!
“Pergilah…” kenapa aku bisa mengatakan hal bodoh seperti itu? bagaimana bisa aku mengatakan itu sementara hatiku terus berteriak “Jangan tinggalkan aku!”
Ahh… air mataku mengalir lagi.
“Dasar cengeng…” tiba-tiba aku bisa mendengar suaranya, aku bisa merasakan belaiannya di atas kepalaku, aku bisa merasakan pelukannya… hal yang biasa dia lakukan ketika aku menangis.
Hongki-ah… bagaimana ini? aku benar-benar merindukanmu… rasanya sangat sesak. Aku tidak tahan lagi… aku membutuhkanmu… jangan pergi… aku mohon…
--
“Yuri!” seru Shinhye sambil menepuk pundakku. “Melamun aja bu!”
“Heh? Tidak kok…”
“Oia, Yuri-ah… kita mau ke karaoke. Mau ikut tidak?” lanjut Shinhye.
“Iya, ikut yuk!” ajak Minyu juga. “Sebenarnya ini Shinhye yang teraktir. Biasa ulang tahun…”
Aku diam sesaat. Sebenarnya aku tidak begitu suka keluar sekarang, perasaanku masih kacau. Tapi mengingat ini ulang tahun Shinhye dan persahabatan kami sejak kecil, aku jadi tidak enak. “Emh… baiklah. Aku ikut…”
Kami bertiga pun berjalan menuju rumah bernyanyi yang letaknya tidak jauh dari kampus.
“Aku ke toilet dulu ya…” pamitku. Rasanya kepalaku agak pusing mendengar suara dari soundsystem yang sangat keras itu.
“Terima kasih Eunhwa-ah….” Langkahku terhenti. Aku mengenal suara ini. sangat amat mengenalnya. Suara yang 3 tahun ini mengisi hidupku. Suara yang sangat aku sukai…
Aku berbalik untuk melihat si pemilik suara… “Hongki-ah…”
“Yuri…”
Aku melihatnya berdiri bersama seorang gadis. Gadis itu tersenyum ke arahku, manis sekali. Aku juga ingin membalas senyumnya, tapi dadaku terlalu sakit untuk tersenyum.
“Emh, aku pulang duluan ya Hongki. Sampai ketemu lagi. dah…” pamit gadis itu, sepertinya dia bisa membaca pikiranku.
“Hati-hati…”
“Iya..” gadis itupun melangkah pergi meninggalkan aku dan Hongki. Tidak ada satu patah katapun yang keluar dari mulut kami. Hanya ada kebekuan.
“Gadis itu ya…” kataku memecahkan kebekuan kami. Aku tidak tahu kenapa aku mengatakan itu. itu sama saja aku menggali kuburan untukku.
“Iya…” jawab Hongki datar, sekarang dia bahkan tidak mau memandangku lagi.
“Begitu ya…” sekarang aku sudah tahu kenyataannya. aku pikir, asal aku tahu kenyataannya maka aku akan bisa menerimanya. Tapi sekarang malah terasa jauh lebih sakit. Lubang di hatiku terasa makin besar saja. “Dia gadis yang manis, ya…”
“Begitulah…”
“Kamu pasti bahagia...”
“Tentu saja.”
“Dia betul-betul berbeda denganku, ya…”
“Kalian memang bukan orang yang sama…”
“Kamu beruntung, Hongki-ah…” mataku mulai terasa panas. “Seleramu makin bagus saja…”
“Belajar dari pengalaman…”
“Kalau begitu kamu ini sangat pintar, ya?”
“Seperti itu mungkin.”
“Selamat… selamat untukmu..” aku tidak tahan lagi. suaraku mulai bergetar.
“Terima kasih. Masih ada lagi yang mau dibicarakan?”
“……”
“Kalau sudah tidak ada, aku pergi. Selamat tinggal…”
Tanpa menunggu jawaban apa-apa dariku lagi, Hongki berlalu pergi bersamaan dengan jatuhnya butiran air hangat dari mataku.
--
Drrttt… drrttt…

Aku menatap layar handphoneku.

Calling… Park Shinhye…



“Halo…”
“Yuri-ah!”
“Ada apa Shinhye…?”
“ Hari ini aku melihat Hongki, dia…”
“Sedang bersama seorang gadis, kan?”
“Kamu tahu keadaannya? Kalau sebentar lagi…”
“Tentu saja!” gerutuku. “Maaf Shinhye, aku harus pergi, ada kerjaan. Bye…”
Tentu saja aku tahu keadaannya! Dia sekarang pasti sedang bersenang-senang dengan gadis itu! terserah dialah! Bukan urusanku lagi! dia sudah punya wanita lain di sampingnya!
--
“Ibu, aku pergi ya!” seruku sambil berjalan menuju taksi.
“Yuri…” panggil sebuah suara. Aku berbalik mencarinya.
“Kamu…”
“Shin Eunhwa…” kata sumber suara, gadis manis yang bersama Hongki.
“Ada apa?”
“Boleh kita bicara?”
“Aku buru-buru…”
“Kita bicara di taksi saja.” Lanjutnya sambil memasuki taksi yang akan ku tumpangi ke bandara. “Apa yang mau dibicarakan?” tanyaku dingin. Gadis ini sudah merebut kekasihku sekarang memaksaku untuk bicara! Aku benci dia!
“Aku…”
“Kekasih Hongki, kan?” tanyaku masih dingin.
“HAH?!” mata gadis itu terbelalak, kaget. Membuatku jadi kebingungan. “Aku bukan kekasih Hongki…”
Heh? Bagaimana mungkin… “Tapi Hongki bilang…”
“Oh, jadi itu yang Hongki katakan ya? Anak itu…”
“Maksudmu?”
“Aku sepupu Hongki..”
“HEH?!” apa maksudnya ini? aku betul-betul bingung.
“Yuri-ah… aku datang ke sini untuk memberikan sesuatu, rahasia Hongki.” Katanya sambil menyodorkan sebuah surat padaku.
“surat itu adalah surat yang ditulis Hongki untukku. Tapi aku rasa kamu sebaiknya membacanya..”
Dengan perasaan bingung dan penasaran aku mulai membuka surat itu dan membacanya dengan seksama.
“Tidak mungkin…” mataku terasa panas membaca surat itu. “Bohong. Ini semua tidak mungkin!”
“Maaf Yuri. Itu kenyataannya…” Eunhwa mengusap pundakku. Tiba-tiba aku teringat telpon dari Shinye. Jangan-jangan maksudnya…
“Dia…”
“Iya…”
*end of Han Yuri POV*


*Lee Hongki POV*
“Terima kasih Eunhwa-ah….”
“Hongki-ah…” aku mendengar suara yang memanggilku dari belakang.
“Yuri…”
Aku melihat Yuri sedang berdiri menatapku. Pandangan kami bertemu.
“Emh, aku pulang duluan ya Hongki. Sampai ketemu lagi. dah…” pamit Eunhwa, sepertinya dia sengaja memberikan aku dan Yuri kesempatan.
“Hati-hati…” balasku.
“Iya..” Eunhwa pun berlalu. Aku dan Yuri hanya saling bertatapan dalam waktu yang lama.
“Gadis itu ya…” kata Yuri memecahkan keheningan kami
“Iya…”jawabku sambil mengalihkan pandangan, aku takut dia mendapati kebohongan di mataku.
“Begitu ya…” suaranya terdengar lemah. “Dia gadis yang manis, ya…” lanjutnya.
“Begitulah…” kataku.
“Kamu pasti bahagia...”
“Tentu saja.” Hahahaha… sekarang aku sudah jadi pembohong yang hebat ya!
“Dia betul-betul berbeda denganku, ya…”
“Kalian memang bukan orang yang sama…” ya, kalian bukan orang yang sama. tidak akan ada orang yang sepertimu lagi buatku, Yuri-ah.
“Kamu beruntung, Hongki-ah… Seleramu makin bagus saja…”
“Belajar dari pengalaman…” aku mohon jangan bicara lagi Yuri-ah
“Kalau begitu kamu ini sangat pintar, ya?”
“Seperti itu mungkin.” Ya, aku begitu pintar untuk berbohong dan menyakitimu. Maafkan aku…
“Selamat… selamat untukmu..” suaranya bergetar. Sepertinya tangisnya akan pecah.
“Terima kasih. Masih ada lagi yang mau dibicarakan?” aku tidak bisa berdiam diri lebih lama lagi.
“……”
“Kalau sudah tidak ada, aku pergi. Selamat tinggal…” aku melangkah pergi. Maafkan aku, Yuri. Aku tidak mau menyakitimu lagi dengan semua kata-kata bohongku ini. sudah cukup kamu terluka karenaku. Maaf…
*end of Lee Hongki POV*


*Shin Eunhwa POV*
“Keadaan Hongki makin memburuk, dia harus rawat inap mulai sekarang…” kata Dokter padaku. Dengan langkah gontai aku berjalan keluar.
“Hongki-ah…” aku terkaget mendapati Hongki berdiri di depan pintu. “Kamu… mendengar semunya?”
“aku tidak apa-apa kok…” dia tersenyum. “Aku harus rawat inap, ya? Mulai kapan?”
“Hari ini…”
“Oh, begitu ya?” dia mengangguk. “Aku setuju.” Kemudian dia tersenyum.
--
Aku melihat Hongki tertidur. Dia terlihat sangat damai, padahal dia harus menanggung banyak penderitaan di usianya yang masih sangat muda.
Lee Hongki adalah sepupuku yang sejak kecil tumbuh bersamaku. Diusianya yang ke-7, dia harus kehilangan orangtuanya dan hidup bersama keluargaku. Dia anak yang penurut dan manis. Di usianya yang ke-9, dia harus menanggung penderitaan yang jauh lebih berat lagi.

~flashback:
“Wuah, bunganya tumbuh!” seru Hongki sambil meraih pot yang ada di pinggir jendela.
“Indah!” bunganya betul-betul indah. “Ayah dan ibu harus melihatnya! tunggu ya!”
Aku berlari mencari ayah dan ibu, melintasi koridor demi koridor. “Ah, itu mereka!” ayah dan ibu sedang berbicara dengan dokter…

 “Apa tidak ada jalan agar Hongki bisa sembuh?”
“Tentu saja kami tidak akan menyerah untuk menyelamatkan Hongki. Tapi, bahkan dengan kemajuan teknologi sekarang ini… masih sulit. Tapi meskipun pengobatan tidak begitu efektif, kalau Hongki memperhatikan makanan dan terus check up, dia…”
“Bisa memperpanjang umurnya? Berapa lama dia bisa bertahan?”
“Ayah!”
“Ibu, kita harus tahu…”
“Tanpa donor hati… Hongki mungkin tidak bisa bertahan lebih dari 22 tahun…”

Tidak mungkin… Hongki… aku ingin segera berlari menemui Hongki… tapi begitu aku berbalik, aku melihat dia berdiri di dekatku.
“Hongki-ah…”
“Begitu ya…” aku melihatnya tersenyum, tapi matanya berkaca-kaca.
“Itu tidak benar… Hongki pasti sembuh!” seruku sambil memeluknya.
“Terima kasih, Eunhwa-ah…”

~end of flashback

Itulah penderitaan terbesar yang harus dihadapi Hongki. Limit waktu… dan penderitaannya tidak hanya sampai di situ. Gara-gara jin penyakit itu… Hongki juga harus kehilangan cintanya…
Tanpa kuasa, air mata bergulir turun membasahi pipiku. Kenapa Tuhan begini kejam terhadapnya… kenapa mengambil banyak hal dari Hongki…

“Eunhwa-ah…”
“Hongki-ah… kenapa begini…?” aku tidak tahan lagi. “Kenapa kamu tidak mengatakan keadaanmu padanya saja? Setidaknya kamu bisa berbahagia… kenapa? Ini tidak adil untukmu!”
“Dan jika aku bersamanya hingga akhir hayatku, ini tidak akan adil untuknya…” dia tersenyum lembut.
“Maksudmu?”
“Eunhwa-ah… kalau aku pergi seperti ini, dia akan membenciku dan bisa melupakanku kemudian berbahagia dengan orang lain. Tapi… jika dia menemaniku sampai akhir, aku takut dia tidak akan bisa melupakanku, dia akan terus membayangkan aku yang kesakitan,  dan terus menangisiku. Mungkin kedengaran sangat ge-er. Tapi aku hanya ingin dia tersenyum.. aku juga akan tersenyum asalkan dia tersenyum.. bahagia untuk bahagianya…”
“Hongki-ah…”
“Sudahlah Eunhwa-ah…” dia membelai lembut kepalaku.
“Maafkan aku. Akan lebih baik jika aku yang berada di posisimu, tapi aku tidak bisa melakukan apa-apa. Maaf, aku tidak bisa menolongmu… padahal dulu aku bilang akan menggantikan orang tuaku melindungimu makanya membawamu ke kota… maaf…”
“Ini semua bukan salahmu Eunhwa-ah. Lagipula, segala sesuatu itu terjadi untuk sebuah alasan. Hal ini pun juga, Tuhan pasti punya rencana. Percayalah… semoga ini yang terbaik…” senyum masih terukir di bibirnya.
Aku betul-betul kalah telak darinya. Dia yang merasakan semua sakit, tapi aku yang malah menangis untuknya. Padahal harusnya aku sama sekali tidak merasakan sakitnya. Dia begitu tegar menghadapi semuanya… terlalu tegar… aku juga ingin menjadi tegar untuknya.
--
“Dokter! Tolong dokter! TOLONG!!!”

Dokter dan perawat dengan seragam putihnya segera masuk dan mengerumuni Hongki yang tengah menjerit kesakitan. 
Entah apa yang dia lakukan dengan tubuh Hongki, aku melihatnya memberontak dan berteriak. Tapi selang beberapa menit kemudian tubuhnya berhenti bergerak. Layar di samping Hongki berubah, tidak lagi menunjukkan garis naik turun tidak beraturan. Tapi sebuah garis lurus…

Seorang dokter mendekatiku.
“Aku betul-betul minta maaf… tapi kami sudah melakukan semua yang kami bisa. Maaf…” katanya padaku. “Waktu kematian 16.37…” lanjutnya.
Kakiku gemetar… aku terjatuh, tidak tahu lagi kekuatanku ke mana hingga aku tidak bisa berdiri. Tidak lama kemudian seorang perawat memberikan surat padaku.
“Ini dititip Hongki pagi tadi saat pemeriksaan…”
Aku meraih surat dari perawat itu…

Untuk sepupu terbaik yang bisa kumiliki di seluruh dunia ini,
Shin Eunhwa

Eunhwa-ah… akupergi…


Maaf aku berpamitan seperti ini…
Aku juga minta maaf sudah menimbulkan banyak kesusahan untukmu..
Demiku, kamu terus belajar dengan giat…
Demiku, kamu menggunakan semua waktu luangmu untuk mencari uang dan merawatku..
Demiku, kamu bahkan meninggalkan cintamu..
Aku ini betul-betul benalu buatmu…

Tapi meskipun aku ini benalu, kamu tidak pernah mencabutku.. kamu bahkan terus menjagaku agar tidak lepas darimu..

Eunhwa-ah…
Terima kasih… sangat berterima kasih untuk semua kebaikan yang telah kamu berikan padaku..
Padahal aku ini hanya sepupumu, tapi kamu menjaga seperti adik kandungmu sendiri. Terima kasih…
Terima kasih juga telah memberikan semangat padaku hingga akhir… terus memberikan harapan padaku dan terus berdoa untuk kesembuhanku… terima kasih…

Eunhwa-ah… kadang aku bertanya pada Tuhan…
“Kenapa itu aku?”, “Kenapa jin penyakit ini memilihku?”, “Apa salahku? Aku ingin bisa hidup normal seperti yang lainnya!”
Dan di saat seperti itu aku akan menangis dan marah…
Menyesali takdirku…

Tapi… aku bertemu Yuri. Gadis yang membawa banyak perubahan dalam hidupku…

 Jujur… aku sangat ingin bertemu Yuri.

Oia Eunhwa-ah, apa kamu masih ingat cerita tentang bagaimana aku bertemu dengannya? Itu diawal kepindahan kita ke Seoul, sewaktu aku masuk SMA. Aku pikir aku jatuh cinta padanya saat itu juga. Yuri memberikan aku harapan untuk hidup. Untuk orang seperti diriku… mungkin masih ada masa depan yang bahagia juga… aku ingin bisa selalu ada di sisinya. Han Yuri… cinta pertamaku. Aku menjalani sisa hidupku dengan kebahagiaan dan kekuataan darinya.  Tapi… aku tidak pernah bisa lepas dari penyakitku.

 Ingat ketika kita di karaoke? Kita bertemu dengannya… aku pikir Tuhan memberiku kesempatan untuk memperbaiki semuanya… minta maaf dan menceritakan semuanya lalu kami bisa bersama lagi. Han Yuri… dia sama sekali tidak berubah. Meski  sudah menyakitinya, dia masih sama seperti yang dulu. Aku masih bisa merasakan cintanya yang tidak berkurang… malah membuatku makin sadar, rasa cintanya makin besar. Dia masih Han Yuri yang kucintai… itulah kenapa aku tidak jadi mengatakannya… karena usiaku sudah 21 tahun 11 bulan dan aku masih belum mendapatkan donor… aku mungkin tidak akan ada di masa depannya.

Aku ingin berada di sisi Yuri selamanya… sangat ingin… setidaknya aku ingin mengatakan “Aku mencintaimu” sekali lagi… tapi… inilah takdirku. Tapi apakah kamu tahu, Eunhwa-ah…  sekarang, aku bersyukur. Bersyukur menjadi dirku… meskipun hidupku terdengar sangat menyedihkan, tapi jika aku tidak terlahir sebagai diriku… aku tidak akan bertemu denganmu dan Yuri, mencintai, dan dicintai… dan aku tidak mau begitu. Aku bahagia seperti ini. sungguh…

Eunhwa-ah… Yuri-ah… kalian berdua orang yang penting dalam hidupku…
Aku berdoa, semoga kalian berdua bisa hidup bahagia selamanya…
Selama hidupku, kamu selalu menjagaku dan membuatku senang… karena itu… aku titip Yuri padamu…  tolong jaga kekasihku…
Dan Eunhwa-ah… raihlah kembali cintamu yang kamu tinggalkan karenaku…

Segala sesuatunya terjadi karena sebuah alasan…
Mungkin hal ini terjadi agar aku bisa lebih merasakan dan menghargai cinta yang kalian berikan padaku…
Tuhan selalu punya rencana untuk kita…

Sepupu benalumu,
Lee Hongki.

Air mata bergulir turun lagi. Maaf Hongki-ah… aku menangis lagi… padahal aku sudah berjanji untuk tegar demimu. Tapi… ijinkan hari ini aku melanggar janjiku hari ini. Ijinkan hari ini aku menangis… aku mohon…
*end of Shin Soowon POV*


*Author POV*
Seorang gadis dengan pakaian pengantin duduk di depan sebuah makam dengan papan bertuliskan ‘Lee Hongki’.
“Hongki-ah… sekarang, aku akan selalu berada di sisimu…” dia meletakkan sebuah kertas di depan makam. ‘Marriage Application’. “Mulai hari ini, aku adalah istrimu dan sebagai istri, aku akan menghabiskan sisa hidupku dengan kamu di hatiku.” Gadis itu diam beberapa saat.  “Hongki-ah… hidup adalah hal yang menyedihkan untukmu… tapi aku bersyukur Tuhan memberikanmu hidup. Karena aku bisa berjumpa denganmu… jatuh cinta padamu… dan untuk itu semua aku bersyukur. Dan tidak akan pernah menyesal. Jika ada kehidupan lagi… aku ingin berjumpa denganmu lagi, jatuh cinta denganmu lagi… bahkan jika aku tahu akan ada konsekuensi seperti ini, aku tetap ingin begini… ingin bisa terus jatuh cinta denganmu…”
Air mata mengalir turun membasahi pipinya, tapi sebuah senyum manis terukir di wajahnya.
Gadis itu mendekatkan dirinya untuk memeluk makam itu dan mengecupnya… “Aku mencintamu Lee Hongki…”
Kemudian dia menyandarkan tubuhnya di makam itu. “Kamu akan menungguku, kan? Sampai jumpa… sampai bertemu lagi di suatu tempat…”


===========================================

seeyaaaaa~ :D

Jumat, 21 September 2012

Memory Kuliah Kerja Nyata Profesi Kesehatan Unhas Desa Tombo-Tombolo, Jeneponto

     Ngutak ngatik photo buat nge-posting. Hehehe, gini emang kerjaan si Author. Kalau udah nge-share postingan yang photonya diambil dari google, next postingan harus make photo yang emang ada di laptop tercinta. Alhamdulillah yah *ala Syahrini*, ada bahan buat di posting... gaya bebas teman-teman seposko dan eike selama ber-KKN ria...

Journey to my posko


Dan... Selamat datang di Posko kami, desa Tombo-tombolo, Kecamatan Bangkala:*
Mengumpulkan remaja-remaja mesjid desa

Penerimaan kami di kantor kecamatan oleh bu camat yang rock n roll abisss\m/

Evaluasi yang pertama oleh bpk Korcam, Kak Marlon, di posko kami
 makanan buat para tamu di posko kami, desa Tombo-Tombolo^^, mantep kan...

Prepare buat seminar pertama, Seminar Program Kerja KKN-PK Ang. 41 desa Tombo-tombolo
 hwaaa, suka banget photo yang ini. Baju kami *Dinda & Rhere* ternyata hampir kembar. Co cuit...

Berbenah tempat seminar, di kantor desa euy...
 jengjengjeng... dan ini dia moment seminar program kerjanya...
 Turut hadir dari ujung kiri ibu supervisor, ibu camat *ibunda posko*, bpk anggota DPR *ayahanda posko* (suaminya ibu camat), dan MC seminar. Hwaaa~, kangen ibunda dan ayahanda:'*
 sukses seminar prokernya... Alhamdulillah

Nah, ini dia proker yang paling pertama jalan *seingatku*. Skrining Katarak
 dan dilanjutkan pemeriksaan tekanan darah *whew~*
 Hehehe, ibunya berusaha mencari arah kamera... hmhmhm, eksis banget bu:D
Akhir pemeriksaan, Pitty ditelpon ibunya tapi tetap ikutan jepret with me, hihihi

Beberapa hari kemudian, beberapa dari kami melanjutkan pemeriksaan tekanan darah dan skrining katarak di dusun Bontomanai, desa Tombo-tombolo. Desa Tombo-tombolo kan terdiri atas 5 dusun: Borong unti, Kampung Beru, Bontomanai, Bonto Cinde, dan Talasa. Dan yang paling asyik itu pemeriksaan di Bontomanai ini guys, kepala dusunnya gokil. Hehehe
 Hihihi, mertuanya kepala dusun ikutan ngeksis juga. Kenang-kenangan katanya
 Nah, ini dia perjalanan ke Bontomanai. Rumah di duusun ini ada yang bagus dan ada juga yang seperti ini...
 Wah~, di jalan ketemu kuda... Iyalah, secara di Jeneponto, emang terkenal sebagai kota kuda. Anyway, Pangerannya mana? *ngarep ada pangeran berkuda putih*
 dan karena pemandangannya bagus, kami pun memutuskan untuk stop dan berfoto lagi. Hahahaha...
Berturut-turut dari kiri ke kanan: Author, Ocha, dan Pitty... Hiks, miss you Dears


nah, pak kordes, Ancha, juga tidak ingin ketinggalan ngeksis... hahahaha

Sosialisasi di SDN No. 59 Kampung Beru dan SDN No. 253 Bonto Cinde

Program kerja pemeriksaan Tinggi Badan dan Berat Badan Balita di Posyandu
Masih banyak moment-moment yang lain yang diabadikan tapi tidak sempat di share dalam postingan kali ini. Hehehe, pokoknya, KKN itu sesuatu yang pada awalnya sangat mengkhawatirkan karena harus hidup terpisah dengan keluarga untuk mengabdi pada masyarakat selama 2 bulan di lokasi. tetapi perjalanannya sangat tidak terbayangkan dan banyak kejadian yang tidak terduga. Kami pun bisa mengenal satu sama lain. Hehehe, sampai nagis-nangis eike waktu harus balik... *masih mau nambah hari bersama teman posko*:'). Dan ini dia, moment perpisahan kami *merangkumkan jurnal sebelum pulang keesokannya*

Teman sekamarku yang tercinta, Stefani Wijaya... Hihihi, biasanya kupanggil Fanfan... 

 Kenang-kenangan buat ibunda dan ayahanda, sepasang jam tangan:D
Masing-masing saling memasangkan, ibunda ma ayahanda co cuit banget sih:')


 Mengahdiri buka puasa bersama di kantor kecamatan sekaligus acara perpisahan sekecamata. hihihi, crew kami dapat mandat jadi seksi konsumsi guys... 

Detik-detik perpisahan di Kabupaten, H-6 jam buat saying goodbye
di Kantor Kabupaten

And finally, ibuku tersayang pun menjemput... Goodbye my lovely beloved Posko, Ayahanda dan Ibunda dan masyarakat desa setempat yang telah menerima kami dan membantu program kami selama 2 bulan ini. Love you All

For Bang Tombs (BANGkala TOMBo-tombolo) Crews:
Me, Nurul Rezky Anisa (Fak. Kedokteran UH, Ners)
Fitriani Syawal, Pitty (Fak. Kedokteran UH, PDU)
Stefani wijaya, Fani (Fak. Kedokteran Gigi UH)
Dewi Adinda Ramli, Dinda (Fak. Kedokteran UH, Physio)
Rosa Budiasri, Ocha (Fak. Kesehatan Masyarakat, Gizi)
Adindara Wardani, Kak Dara (Fak. Kesehatan Masyarakat, Gizi)
Ita Purnamasari Koro, Kak Itha (Fak. Kesehatan Masyarakat)
Hamzah B, pak Kordes, Anchassi (Fak. Kesehatan Masyarakat, Epidemiologi)
Firnasruddin, Firnas (Fak. Kesehatan Masyarakat)