Sabtu, 08 Desember 2012

I Miss You Chapter 2


#currentmood: wanna die. would you kill me?
#currentsong: tak pernah setengah hati - tompi

=========

Title                      : Miss You, Can You Feel That?
Author                  : Yadd
Type                     : Straight
Genre                   : Romance
Cast                      : Shin Soowon (author); Shin Jewon (Pippo itu Fifah); Kim Sungkyung (Tamiko); Shim Changmin (TVXQ member); Kim Junsu (TVXQ member)
Summary             :  sungguh… aku sangat merindukanmu… Apa kamu juga merasakan hal yang sama?


“BADA~!!! Baguskan, chagiya?”

“Ne. Apalagi matahari senjanya…”

“Tapi tidak ada yang bisa mengalahkan indahnya chagiyaku ini!”

“Hahahahaha… Dasar gombal~!”

“Aku serius!”

“Iyakah?”

“Tentu saja, Chagiya… kenapa kamu tidak percaya padaku?”

“Iya iya, aku percaya kok, Kim Junsu ku sayang…”

“Aish… bagaimana aku bisa sedih mendengarmu memanggilku seperti itu.”

“Hehehehe… Kan aku Shin Soowonnya Kim Junsu…”

“Tentu saja, selamanya!”


*end of flashback*
--

“Junsu-ah…”

Aku berjalan di tepi pantai, membiarkan air laut membasahi kakiku… hangatnya terasa hingga membuat mataku panas ataukah air laut yang hangat itu masuk ke tubuhku dan keluar dari mataku? Entahlah. Yang aku tahu, ini namanya menangis.

Kepalaku terasa sangat berat dengan berbagai memori.

Kim Junsu... aku sedang berada di pantai… apa kamu iri? Langitnya sangat bagus. Harusnya kamu ke sini… aku… aku… aku merindukanmu…
--

“Soowon-ah… kenapa kamu basah?” tanya Sungkyung ketika aku memasuki rumah, rupanya dia belum pulang setelah membantuku mengurus rumah.

“Tidak apa kok eonni…”

“Tapi…”

“Aku capek, eon. Aku mau istirahat…” aku berjalan meninggalkan Sungkyung yang menatapku dengan tatapan khawatir. Rasa bersalah menghantuiku. Tidak seharusnya aku bersikap seperti ini pada Sungkyung. Dia selalu baik padaku dan juga mengurusiku. Bahkan walaupun kami tidak punya hubungan darah, dia memperlakukanku seperti adik kandungannya. Tapi kepalaku benar-benar pusing. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan…

Sesampainya di kamar, aku segera menghempaskan tubuhku ke ranjang. Kumpulan memori itu terus saja berputar-putar di kepalaku membuat air mataku kembali turun. Sial! Seberapa kerasnya usahaku menghapus air mata itu, dia selalu saja bisa muncul kembali. Hingga akhirnya aku jatuh tertidur…
--

“Junsu-ah, mianhae…” aku menatap lekat laki-laki yang berdiri di hadapanku itu. Jantungku berdegup kencang, entah mengapa… aku merasa sesuatu akan terjadi. Apa itu sesuatu yang buruk? Aku harap bukan…

“Kamu tidak perlu minta maaf, Soowon-ah. Kamu tidak salah. Tidak ada yang salah.” Jakunnya naik turun saking seringnya dia menelan ludah. Matanya terus memandang ke luar jendela. “Sudah, kamu istirahat sana biar keadaanmu lebih baik. Besok ada ujian, kan?” Junsu menghindari bertemu pandang denganku.

“Junsu-ah, kenapa kamu selalu menghindar setiap kita membicarakan ini?” aku merasa sedikit kesal.

“Aku tidak pernah menghindari apa pun!”

“Aku minta maaf karena saat itu aku tidak datang, aku minta maaf karena…”

“Soowon-ah, selama ini aku berusaha mengerti kejadian itu, berusaha mengerti kamu, berusaha mengerti keadaan ini! Jadi aku mohon, jangan bahas ini lagi!” Junsu balik memandangku lekat. Dia kemudian menghela napas pelan. “Jujur aku belum bisa mengerti keadaan ini. Tapi tolong aku minta sama kamu, ngerti aku juga!”

“Aku mengerti Junsu-ah! Sangat mengerti! Aku tahu aku salah sudah melanggar janji kita, apalagi ada orang tuamu! Tapi… Sungkyung itu sudah seperti kakakku sendiri! Kamu tahu tidak bagaimana rasanya melihat orang yang dekat padamu terkapar di jalan penuh darah! Kamu yang tidak mengerti aku!”

Junsu memejamkan matanya, menarik napas dalam, lalu kembali memalingkan wajah. “Mungkin kamu benar, Soowon-ah, kita tidak baik-baik saja. Kita berusaha saling mengerti satu sama lain, nyatanya kita tidak bisa. Kita sama-sama tidak mengerti apapun.”

“Kamu mau bilang aku tidak berusaha selama ini? Aku sudah berusaha keras!” mataku memerah. Aku bisa merasakan amarah pada diriku, merasakan begitu besar rasa cintaku untuk laki-laki ini, dan juga merasakan kekecewaan yang teramat sangat.

“Berusaha apa, Shin Soowon-ah? Berusaha untuk dirimu sendiri, kan?”

“Kamu mau bilang kita seharusnya tidak begini? Mau bilang ini semua salahku?”

Junsu tidak menjawab. Aku menatap Junsu. Aku tidak kuat lagi. air mata akhirnya jatuh juga membasahi pipiku.

Junsu terus memejamkan matanya, tidak menjawab sepatah kata pun. Aku mengusap air mataku, berusaha mengatur napasku. “Aku tidak menyangka. Betul-betul tidak menyangka. Sekarang, setelah semua ini, kamu bilang aku tidak tahu apa-apa? Kamu mau bilang aku bukan kekasih yang baik? Kamu mau bilang aku tidak bisa apa-apa? Iya kan, Kim Junsu? Jawab aku!” Aku mengguncangkan bahu Junsu. Emosiku tidak terkendali.

Junsu berusaha mengatur napasnya. “Soowon-ah… sekarang… aku tidak tahu apa aku mencintaimu atau tidak…”

Aku tertegun sejenak. Aku tidak menyangka dengan apa yang baru saja aku dengar. “Oke, fine! Jadi kamu mau bagaimana sekarang, hah?”

“Entahlah. Aku pusing, aku mau pulang.”

“Kenapa kamu terus menggantung semua masalah, Kim Junsu?”

“Sudahlah Soowon! Aku lelah dengan semua ini! Aku lelah!”

“Kamu pikir aku tidak lelah dengan semua ini? Dengan berbagai masalah yang terus mengusikku dan tidak pernah terselesaikan? Sebenarnya apa yang kamu inginkan?”

“Aku ingin kita break saja dulu…”

“Jadi… kamu mau kita pisah? Kita hidup sendiri-sendiri… itu kan yang kamu mau?”

“Aku pergi dulu…” Junsu keluar dari apartemenku. Aku berusaha mengejarnya, tapi langkahku terhenti saat bus membawanya berlalu dari pandanganku. Tubuhku terasa lemas, tulang-tulangku sepertinya remuk.

Sudah berakhir…

Dan kami berdua terluka…
--

“Junsu-ah…” aku terbangun. Keringat membasahi tubuhku. Mimpi itu muncul lagi. Tuhan, kenapa?
=========

mian kalo chapter 2 nya agak berantakan. saya juga sedang berantakan. harap maklumi... maaf buat salah-salah saya selama ini...
tapi, saya berharap kalian bisa menikmati usaha saya, meskipun sedikit...






Tidak ada komentar:

Posting Komentar